Minggu, 24 November 2013

Perubahan dan Perkembangan Organisasi

Faktor-faktor Perubahan Organisasi


Secara garis besar faktor penyebab terjadinya perubahan dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu:

  1. Faktor ekstern,
  2. Faktor intern.

Faktor Ekstern

Adalah penyebab perubahan yang berasal dari luar, atau sering disebut lingkungan. Organisasi bersifat responsive terhadap perubahan yang terjadi di lingkungannya. Oleh karena itu, jarang sekali suatu organisasi melakukan perubahan besar tanpa adanya dorongan yang kuat dari lingkungannya. Artinya, perubahan yang besar itu terjadi karena lingkungan menuntut seperti itu. Beberapa penyebab perubahan organisasi yang termasuk faktor ekstern adalah perkembangan teknologi, faktor ekonomi dan peraturan pemerintah.

Faktor Intern

Adalah penyebab perubahan yang berasal dari dalam organisasi yang bersangkutan, yang dapat berasal dari berbagai sumber antara lain:

-    Problem hubungan antar anggota,

-    Problem dalam proses kerja sama,

-    Problem keuangan.

Proses Perubahan

Perubahan Organisasi merupakan modifikasi substantif pada beberapa bagian organisasi. Perubahan itu dapat melibatkan hampir semua aspek dari organisasi, seperti jadwal pekerjaan, dasar untuk departementalisasi, rentang manajemen, mesin-mesin, rancangan organisasi, dan sebagainya.

Perubahan ini terjadi karena adanya dorongan untuk berubah, yang berasal dari:
Dorongan Eksternal 
Dorongan eksternal yang mendorong organisasi untuk mengadakan perubahan berasal dari lingkungan umum organisasi. Adanya aturan baru dalam produksi dan persaingan, politik, hukum baru, keputusan pengadilan, dan sebagainya akan mempengaruhi organisasi. Disamping itu, berbagai dimensi seperti teknologi, ekonomi dan sosiokultural juga mempengaruhi organisasi untuk melakukan perubahan.

Dorongan Internal
Pada dasarnya dorongan internal berasal dari dalam organisasi itu sendiri. Adanya revisi strategi organisasi oleh manajemen puncak, akan menghasilkan perubahan organisasi. Dorongan internal lainnya mungkin direfleksikan oleh dorongan eksternal. Misalnya, sikap pekerja terhadap pekerjaannya akan bergeser, seiring bergesernya nilai sosiokultural.  Secara umum ada dua jenis perubahan dalam organisasi.

1.  Perubahan Terencana

Perubahan terencana adalah perubahan yang dirancang dan diimplementasikan secara berurutan dan tepat waktu sebagai antisipasi dari peristiwa di masa mendatang.

2.  Perubahan Reaktif

Perubahan reaktif adalah suatu respon bertahap terhadap peristiwa ketika muncul.
Ciri-ciri Pengembangan Organisasi
Pengembangan organisasi yang efektif adalah sebagai berikut :
  1. Merupakan strategi terencana dalam mewujudkan perubahan organisasional, yang memiliki sasaran jelas berdasarkan diagnosa yang tepat dan akurat tentang permasalahan yang dihadapi oleh suatu organisasi
  2. Merupakan kolaborasi antara berbagai pihak yang akan terkena dampak perubahan yang akan terjadi terhadap suatu organisasi.
  3. Menekankan cara-cara baru yang diperlukan untuk meningkatkan kinerja seluruh organisasi dan semua satuan kerja dalam organisasi.
  4. Mengandung nilai humanistik dimana pengembangan potensi manusia menjadi bagian terpenting.
  5. Menggunakan pendekatan komitmen sehingga selalu memperhitungkan pentingnya interaksi, interaksi dan interdependensi antara organisasi sau dengan organisasi yang lainnya.
  6. Berbagai satuan kerja sebagai bagian integral di suasana yang utuh.
  7. Menggunakan pendekatan ilmiah dalam upaya meningkatkan efektivitas organisasi.

Metode Pengembangan Organisasi 

Dalam kegiatan pengembangan organisasi terdapat berbagai macam metode yang pada dasarnya dikelompokan dalam 2 macam, yaitu :

1. Metode Pengembangan Perilaku
Metode yang berusaha menyelidiki secara mendalam tentang proses perilaku kelompok dan individu. Hal itu dapat dilakukan dengan mempergunakan berbagai cara. Dengan kata lain, metode pengembangan perilaku dapat dibedakan menjadi 4 macam, diantaranya :

a. Jaringan manajerial : Jaringan manajerial atau kisi manajerial disebut juga latihan 
    jaringan adalah suatu metode pengembangan organisasi yang didasarkan jaringan 
    material. Teori ini dipelopori oleh Robert Blake dan Jane Mouton. 
b. Latihan Kepekaan : merupakan latihan dalam kelompok. Oleh karena itu metode ini 
    dinamakan pula metode T-group. dalam metode ini yang dimaksud dengan kepekaan  
    adalah kepekaan terhadap diri sendiri dan terhadap hubungan diri sendiri dengan orang
    lain. 
c. Pembentukan Tim : Merupakan salah satu metode pengembangan organisasi dengan 
    mengembangkan perilaku kelompok melalui suatu teknik intervensi yang disebut 
    pembentukan tim. 
d. Umpan Balik Survai : adalah suatu metode yang berusaha mengumpulkan data-data 
    dari para anggota organisasi. 

2. Metode Pengembangan Keterampilan dan Sikap 
Metode ini merupakan suatu program latihan yang dilaksanakan secara terus-menerus dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap para anggota
organisasi. Dan dibagi menjadi 4 macam, diantaranya :
a. Latihan di tempat kerja : Latihan kerja di tempat kerja yang sebenarnya. Latihan ini 
    melatih anggota organisasi untuk menjalankan pekerjaan-pekerjaan dengan lebih 
    efisien.
b. Latihan instruksi kerja : Terdiri dari 3 macam yaitu Job Instruction Training (latihan 
    mengenai proses pemberian instruksi-instruksi kerja.
c. Latihan di luar tempat kerja : merupakan latihan yang diadakan di luar tempat kerja. 
d. Latihan di tempat kerja tiruan : adalah latihan yang diberikan pada tempat kerja 
    tiruan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar