Tampilkan postingan dengan label Tugas. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Tugas. Tampilkan semua postingan

Minggu, 13 Maret 2016

Fase Pengelolaan Sistem Informasi

Siklus hidup pengembangan sistem informasi saat ini terbagi atas enam fase, yaitu :

  1. Perencanaan sistem
  2. Analisis Sistem
  3. Perancangan sistem secara umum / konseptual
  4. Evaluasi dan seleksi sistem
  5. Perancangan sistem secara detail
  6. Pemeliharaan / Perawatan sistem
A. Fase Perencanaan Sistem
Dalam fase perencanaan sistem :

  • Dibentuk suatu struktur kerja strategis yang luas dan pandangan sistem informasi baru yang jelas yang akan memenuhi kebutuhan-kebutuhan pemakai informasi.
  • Proyek sistem dievaluasi dan dipisahkan berdasarkan prioritasnya. Proyek dengan prioritas tertinggi akan dipilih untuk pengembangan.
  • Sumber daya baru direncanakan untuk, dan dana disediakan untuk mendukung pengembangan sistem.
Selama fase perencanaan sistem, dipertimbangkan :
  • Faktor-faktor kelayakan (feasibility factors) yang berkaitan dengan kemungkinan berhasilnya sistem informasi yang dikembangkan dan digunakan
  • Faktor-faktor strategis (strategic factors) yang berkaitan dengan pendukung sistem informasi dari sasaran bisnis dipertimbangkan untuk setiap proyek yang diusulkan. Nilai-nilai yang dihasilkan dievaluasi untuk menentukan proyek sistem mana yang akan menerima prioritas yang tertinggi
B. Fase Analisis Sistem
Dalam fase ini :
  • Dilakukan proses penilaian, identifikasi dan evaluasi komponen dan hubungan timbal-balik yang terkait dalam pengembangan sistem;definisi masalah, tujuan, kebutuhan, prioritas dan kendala-kendala sistem; ditambah identifikasi biaya, keuntungan dan estimasi jadwal untuk solusi yang berpotensi.
  • Fase analisis sistem adalah fase profesional sistem melakukan kegiatan analisis sistem.
  • Laporan yang dihasilkan menyediakan suatu landasan untuk membentuk suatu tim proyek sistem dan memulai fase analisis sistem.
  • Tim proyek sistem memperoleh pengertian yang lebih jelas tentang alasan untuk mengembangkan suatu sistem baru.
  • Ruang lingkup analisis sistem ditentukan pada fase ini. Profesional sistem mewawancarai calon pemakai dan bekerja dengan pemakai yang bersangkutan untuk mencari penyelesaian masalah dan menentukan kebutuhan pemakai.
  • Beberapa aspek sistem yang sedang dikembangkan mungkin tidak diketahui secara penuh pada fase ini, jadi asumsi kritis dibuat untuk memungkinkan berlanjutnya siklus hidup pengembangan sistem.
  • Pada akhir fase analisis sistem, laporan analisis sistem disiapkan. Laporan ini berisi penemuan-penemuan dan rekomendasi. Bila laporan ini disetujui, tim proyek sistem siap untuk memulai fase perancangan sistem secara umum. Bila laporan tidak disetujui, tim proyek sistem harus menjalankan analisis tambahan sampai semua peserta setuju
C. Fase Perancangan Sistem secara Umum/Konseptual
Dalam fase ini :
  • Dibentuk alternatif-alternatif perancangan konseptual untuk pandangan pemakai. Alternatif ini merupakan perluasan kebutuhan pemakai. Alternatif perancangan konseptual memungkinkan manajer dan pemakai untuk memilih rancangan terbaik yang cocok untuk kebutuhan mereka.
  • Pada fase ini analis sistem mulai merancang proses dengan mengidentifikasikan laporan-laporan dan output yang akan dihasilkan oleh sistem yang diusulkan. Data masing-masing laporan ditentukan. Biasanya, perancang sistem membuat sketsa form atau tampilan yang mereka harapkan bila sistem telah selesai dibentuk. Sketsa ini dilakukan pada kertas atau pada tampilan komputer.
  • Jadi, perancangan sistem secara umum berarti untuk menerangkan secara luas bagaimana setiap komponen perancangan sistem tentang output, input, proses, kendali, database dan teknologi akan dirancang. Perancangan sistem ini juga menerangkan data yang akan dimasukkan, dihitung atau disimpan. Perancang sistem memilih struktur file dan alat penyimpanan seperti disket, pita magnetik, disk magnetik atau bahkan file-file dokumen. Prosedur-prosedur yang ditulis menjelaskan bagaimana data diproses untuk menghasilkan output.
D. Fase Evaluasi dan Seleksi Sistem
  • Akhir fase perancangan sistem secara umum menyediakan point utama untuk keputusan investasi. Oleh sebab itu dalam fase evaluasi dan seleksi sistem ini nilai kualitas sistem dan biaya/keuntungan dari laporan dengan proyek sistem dinilai secara hati-hati dan diuraikan dalam laporan evaluasi dan seleksi sistem.
  • Jika tak satupun altenatif perancangan konseptual yang dihasilkan pada fase perancangan sistem secara umum terbukti dapat dibenarkan, maka semua altenatif akan dibuang. Biasanya, beberapa alternatif harus terbukti dapat dibenarkan, dan salah satunya dengan nilai tertinggi dipilih untuk pekerjaan akhir. Bila satu alternatif perancangan sudah dipilih, maka akan dibuatkan rekomendasi untuk sistem ini dan dibuatkan jadwal untuk perancangan detailnya.

E. Fase Perancangan Sistem secara Detail/Fungsional
  • Fase perancangan sistem secara detail menyediakan spesifikasi untuk perancangan secara konseptual. Pada fase ini semua komponen dirancang dan dijelaskan secara detail.
  • Perencanaan output (layout) dirancang untuk semua layar, form-form tertentu dan laporan-laporan yang dicetak. Semua output direview dan disetujui oleh pemakai dan didokumentasikan. Semua input ditentukan dan format input baik untuk layar dan form-form biasa direview dan disetujui oleh pemakai dan didokumentasikan.
  • Alat-alat perancangan sistem yang digunakan adalah : 
  • Spesifikasi proses untuk menjelaskan bagaimana data ditransformasikan menjadi informasi, seperti Pseudocode, Structure english, dan Tabel keputusan.
  • Hierachy Plus Input, Process, Output (HIPO) untuk merepresentasikan hirarki modul-modul program tidak termasuk dokumentasi interface antar modul.
  • Diagram Warnier-Orr (W/O) untuk merepresentasikan struktur program dari gambaran umum sampai detail.
  • Structure chart untuk merepresentasikan hirarki modul-modul program termasuk dokumentasi interface antar modul.
  • Diagram Jackson untuk merepresentasikan struktur program.
F. Fase Implementasi Sistem dan Pemeliharaan Sistem
Pada fase ini :
  • Sistem siap untuk dibuat dan diinstalasi.
  • Sejumlah tugas harus dikoordinasi dan dilaksanakan untuk implementasi sistem baru.
  • Laporan implementasi yang dibuat pada fase ini ada dua bagian, yaitu: rencana implementasi dalam bentuk Gantt Chart atau Program and Evaluation Review Technique (PERT) Chart.
  • Penjadwalan proyek dan teknik manajemen.
Bagian kedua adalah laporan yang menerangkan tugas penting untuk melaksanakan implementasi sistem, seperti :
  • Pengembangan perangkat lunak
  • Persiapan lokasi peletakkan sistem
  • Instalasi peralatan yang digunakan
  • Pengujian Sistem
  • Pelatihan untuk para pemakai sistem
  • Persiapan dokumentasi

Jumat, 23 Oktober 2015

Awal Mula Telematika

Nisa Asyifa Rahmah
15112350
4KA35

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------



a. Definisi Telematika

Singkatan dari Telematika adalah Telekomunikasi dan Informatika.

Telematika ini merupakan terjemahan dari Bahasa Prancis yang sebenarnya adalah TELEMATIQUE yang diartikan bertemunya sistem jaringan komunikasi dengan teknologi informasi.

Istilah telematika sering dipakai untuk beberapa macam bidang, sebagai contoh adalah:
  • Integrasi antara sistem telekomunikasi dan informatika yang dikenal sebagai Teknologi Komunikasi dan Informatika atau ICT (Information and Communications Technology). Secara lebih spesifik, ICT merupakan ilmu yang berkaitan dengan pengiriman, penerimaan dan penyimpanan informasi dengan menggunakan peralatan telekomunikasi.
  • Secara umum, istilah telematika dipakai juga untuk teknologi Sistem Navigasi/Penempatan Global atau GPS (Global Positioning System) sebagai bagian integral dari komputer dan teknologi komunikasi berpindah (mobile communication technology).
  • Secara lebih spesifik, istilah telematika dipakai untuk bidang kendaraan dan lalulintas (road vehicles dan vehicle telematics).

Telekomunikasi mempunyai pengertian sebagai teknik pengiriman pesan, dari suatu tempat ke tempat lain, dan biasanya berlangsung secara dua arah. ‘Telekomunikasi’ mencakup semua bentuk komunikasi jarak jauh, termasuk radio, telegraf/ telex, televisi, telepon, fax, dan komunikasi data melalui jaringan komputer. Sedangkan pengertian Informatika) mencakup struktur, sifat, dan interaksi dari beberapa sistem yang dipakai untuk mengumpulkan data, memproses dan menyimpan hasil pemrosesan data, serta menampilkannya dalam bentuk informasi.

b. Media yang Digunakan Telematika

Adapun beberapa media komunikasi yang sering digunakan pada Telematika adalah sebagai berikut : 

1. Internet 
Internet merupakan salah satu media utama dalam telematika, mengapa? Karena dengan internet, manusia dapat berkomunikasi satu sama lain. Internet dapat menghubungkan satu komputer dengan komputer lainnya. Dengan internet, kita dapat bertukar email maupun chatting atau hanya sekedar browsing untuk mendapatkna sebuah informasi. 

2. Handphone atau Smartphone 
Media lainnya adalah telepon, karena telepon merupakan salah satu media komunikasi sehingga telepon bisa juga menjadi media dalam telematika. Apalagi, sekarang ini telepon sudah menjadi perangkat pintar yang dapat melakukan berbagai fungsi. Diantaranya bisa melakukan chatting maupun browsing. 

3. Komputer 
Komputer merupakan media teknologi informasi dimana media ini juga dapat digunakan pada telematika. 

4. Radio 
Radio merupakan media informasi, sehingga dapat pula digunakan pada telematika. 

Sebenarnya, masih banyak lagi media yang digunakan dalam telematika, seperti satelit yang memancarkan sinyal digital untuk disebarkan ke media-media telekomunikasi diatas, kemudian media-media lain yang tidak dapat disebutkan yang sangat berkaitan dengan kegiatan telekomunikasi, teknologi, dan informasi. 


c. Perkembangan Telematika Sebelum Internet Muncul

Dahulu sebelum teknologi muncul, ketika seseorang ingin mencari alamat maka orang itu harus mengetahui daerah dari alamat itu dengan baik atau menanyakan ke orang – orang sekitar mengenai alamat tersebut. Hal tersebut menyita banyak waktu dan mungkin saja orang yang ditanyai bukanlah orang yang baik. Sekarang seiring berkembangnya teknologi, seseorang tidak perlu lagi bersusah payah mencari alamat, dengan menggunakan GPS seseorang dapat menemukan alamat dengan mudah.

Perkembangan telematika pertama sebelum internet muncul, bermula pada penemuan telephon oleh Alexander Grahambel, paea tahun 1875. Yang kemudian berkembang menjadi jaringan komunikasi dengan kabel yang meliputi seluruh daratan Amerika. Memasuki tahun 1910-1920 terwujud sebuah transmisi suara tanpa kabel melalui siaran radio AM yang pertama, yang kemudian diikuti pula oleh transmisi audio visual tanpa kabel yang berwujud siaran televisi pada tahun 1940. Pada tahun 1943 , beroperasinya komputer elektronik pertama , kemudian diikuti penemuan transistor pada tahun 1947 dan pada tahun 1957 rangkaian terpadu (integreted electronic ).

d. Perkembangan Telematika Setelah Internet Muncul

Internet muncul pada tahun 1969 oleh departement pertahanan Amerika melalui proyek ARPA yang disebut ARPANET (Advanced Research Project Agency Network). Sekitar tahun 1994 dioperasikan IndoNet sebagai ISP pertama di Indonesia , dan pada tahun 1995 pengguna internet dapat mengakses dengan menggunakan HTTP, dimana setiap clarissa menjadi provider Indonesia yang memberikan akses ke Telbet luar negeri. Dengan adanya internet, kita dapat berkomunikasi dengan orang yang jaraknya jauh hanya dengan menggunakan unduhan yang disediakan internet. kelebihan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dengan adanya internet yaitu : adanya interaksi , pergantian isi pesan dapat dilakukan berupa teks,gambar, audio dan video. kita juga dapat memberikan informasi dengan cara memasukkan nya ke dalam blog yang tersedia.

Daftar Pustaka :


Minggu, 26 April 2015

Takdir yang mengubah segalanya

Pagi belum menampakkan fajar, Andi bersiap siap untuk berangkat sekolah, ia memakai pakaian sekolah. Andi berpamitan dengan Ibunya “bu saya mau berangkat sekolah dulu, Assalamualaikum” kata Andi
“walaikumsalam hati hati ya nak” jawab ibu.
Saat itu Andi di halte bus untuk menunggu bus langganannya, tak lama kemudian bus itu datang. Di tengah perjalanan ada sebuah tawuran antar sekolah, akibatnya lalu lintas jadi macet. Andi tidak mau terlambat hanya karena ada tawuran, Andi pun mengeluarkan selembar kertas lima ribu untuk membayar bus tersebut. Kemudian Andi bergegas keluar dari bus dan mencari ojek.
Tiba tiba dari belakang ada seorang pelajar yang terlibat tawuran ingin membacok tangan Andi, anak itu tidak tahu bahwa andi itu bukan lawannya. Anak itu langsung membacok tangan Andi “aaarggg” jerit Andi, ia menjerit histeris meminta tolong warga untuk menolongnya. Akhirnya Andi pingsan dan dibawa ke rumah sakit untuk dioperasi. Terpaksa tangan Andi sebelah kanan harus diamputasi.
Saat Andi siuman, ia menangis histeris karena kehilangan tangan kanan yang selalu ia gunakan untuk menimba ilmu setiap hari. Hari demi hari ia lalui. dan sejak kejadian itu terjadi, sifat Andi pun berubah dari yang dulu suka mensedekahkan sebagian dari uangnya sekarang berubah menjadi pribadi yang pelit.
Suatu hari Ibunya meminta selembar uang sepuluh ribu kepada Andi. Ia tidak mau mengasih uang kepada Ibunya sepersen pun apalagi adiknya yang meminta uang lima ratus perak saja ia tidak akan mau mengasihnya. Hingga tiba pada saat Ibunya ulang tahun Andi hanya mengado sebuah kotak kecil. Ibunya pun marah “betapa tegannya kamu dengan Ibumu sendiri” ujar Ibu sambil menangis. Andi pun diam tanpa kata, kemudian Ibu Andi membuka kado tersebut dan terkejut lalu memeluk Andi erat erat dan isinya adalah kunci rumah dari hasil tabungan yang selama ini ia tabung “jadi selama ini kamu pelit itu untuk membelikan Ibu rumah?” kata Ibu sambil menangis di bahu Andi.
“iya bu tapi tujuan Andi sebenarnya ingin membayar uang yang telah Ibu dan Ayah keluarkan untuk mengoperasi tangan Andi” jawab andi dengan nada pelan. Kemudian Andi dan Ibunya saling memaafkan lalu melanjutkan ulang tahun Ibunya. Hati Andi sangat senang dan terharu saat Ibu memeluknya.

Minggu, 29 Maret 2015

Bahasa Indonesia 2

1. Karangan Ilmiah dan Non Ilmiah

Macam-macam Karangan
Salah satu dasar penggolongan karangan dibuat oleh Jones (1960), yang membagi karangan menjadi karangan ilmiah dan karangan non-ilmiah.

Pengertian
Karangan Ilmiah adalah karangan yang ditulis berdasarkan kenyataan dan penalaran ilmiah.
Karangan Non-Ilmiah adalah karangan yang ditulis tidak berdasarkan kenyataan dan penalaran ilmiah.

Bentuk karangan
Karangan Ilmiah :
  • Karya tulis
  • Skripsi
  • Esai
  • Tesis, dll

Karangan Non-Ilmiah :
  • Novel
  • Cerpen
  • Puisi


Sifat Karangan
Karangan Ilmiah

  • Bahasa yang digunakan baku
  • Terdapat struktur dalam membangun penulisan
  • Penggunaan gaya bahasa bersifat impersonal
  • Terdapat fakta dan sampel
  • Bersifat objektif dalam mengambil kesimpulan

Karangan Non-Ilmiah

  • Bahasa yang digunakan bebas tidak harus baku
  • Struktur penulisannya bebas dan tidak dibatasi
  • Tidak harus fakta namun dapat bersifat imajinatif
  • Dapat bersifat subjektif dalam kesimpulan

Ciri-ciri Karangan Ilmiah
  • Menyajikan fakta obyektif secara sistematis
  • Pernyataan cermat, tepat, tulus dan benar serta tidak memuat terkaan
  • Penulisnya tidak mengejar keuntungan pribadi
  • Penyusunannya dilaksanakan secara sistematis, konseptual dan procedural
  • Tidak memuat pandangan-pandangan tanpa dukungan fakta
  • Tidak emotif menonjolkan perasaan
  • Tidak bersifat argumentative, tetapi kesimpulannya terbentuk atas dasar fakta

Ciri-ciri Karangan Non-Ilmiah :

  • Penyajiannya lebih bersifat subyektif
  • Mengandunng usulan dengan efek dan kesimpulan yang diharapkan penulis
  • Bersifat persuasive, sesuai dengan keyakinan penulis yang mengajak pembaca untuk berubah pendapat
  • Pandangan yang dikemukakan penulis tidak di dukung fakta umum
  • Motivasinya lebih mementingkan diri sendiri, karena itu isinya bisa melebih-lebihkan sesuatu
  • Kesimpulan penulis lebih bersifat argumentative, sehingga kurang atau tidak membiarkan fakta berbicara sendiri

2.Metode Ilmiah

Pengertian
Kata ‘metode’ menunjuk pada teknik yang digunakan dalam penelitian seperti survey, wawancara dan observasi. Suatu penelitian yang baik senantiasa memperhatikan kesesuaian antara teknik yang digunakan dengan alur pemikiran umum serta gagasan teoritis.

Tujuan Penulisan Metode Ilmiah
Tujuannya adalah menyebarkan hasil penelitian ilmiah kepada pembaca yang ahli dibidang terkait. Tentu saja, pembaca tersebut menuntut laporan penelitian yang bersifat professional, edukatif, dan stimulatif. Penulisan ilmiah selalu menunjukkan sudut pandang yang baru atau yang memperluas pandangan lama. Oleh karena itu, pengumpulan dan penguraian data tanpa keterangan atau penjelasan tidak memenuhi kebutuhan karena bagian karya mandiri tidak terwujud.

Langkah – langkah Penulisan Ilmiah

  • Studi Kepustakaan
  • Perumusan ide/permasalahan, yang merupakan bagian dari Pengantar
  • Perumusan hipotesis
  • Perumusan hasil yang diharapkan dan analisis statistik

3. Penalaran dan Penyusunan dalam Sintesis Karangan Ilmiah

Definisi Menulis sebagai Proses Penalaran
Penalaran (reasioning) adalah suatu proses berpikir dengan menghubung-hubungkan bukti, fakta atau petunjuk menuju suatu kesimpulan. Dengan kata lain, penalaran adalah proses berpikir yang sistematik dalan logis untuk memperoleh sebuah kesimpulan. Bahan pengambilan kesimpulan itu dapat berupa fakta, informasi, pengalaman, atau pendapat para ahli (otoritas).

Penalaran Deduktif dan Induktif dalam Karya Ilmiah
Penalaran Deduktif :
Suatu proses berpikir yang bertolak dari sesuatu yang umum (prinsip, hokum, teori atau keyakinan) menuju hal-hal khusus.
Dapat dilakukan dengan dua cara yaitu Silogisme dan Entimen

Penalaran Induktif :
Suatu proses berpikir yang bertolak dari sesuatu yang khusus menuju sesuatu yang umum.
Dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu Generalisasi, Analogi, dan Hubungan Kausal.

Fakta sebagai Unsur Dasar Penalaran Karangan
Agar dapat menalar dengan tepat, kita perlu memiliki pengetahuan tentang fakta yang berhubungan. Jumlah fakta tak terbatas, sifatnya pun beraneka ragam. Oleh sebab itu, sebagai unsur dasar dalam penalaran ilmiah, kita harus mengetahui apa pengertian dari fakta.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), fakta memiliki definisi sebagai hal (keadaan atau peristiwa) yang merupakan kenyataan; sesuatu yang benar-benar ada atau terjadi. Selain itu, fakta juga merupakan pengamatan yang telah diverifikasi secara empiris (sesuai dengan bukti atau konsekuensi yang teramati oleh indera). Fakta bila dikumpulkan secara sistematis dengan beberapa sistem serta dilakukan secara sekuensial maka fakta tersebut mampu melahirkan sebuah ilmu.

Pengertian Penyusunan Sintesis
Sintesis diartikan sebagai komposisi atau kombinasi bagian-bagian atauelemen-elemen yang membentuk satu kesatuan. Selain itu, sintesis juga diartikansebagai kombinasi konsep yang berlainan menjadi satu secara koheren, dan penalaran induktif atau kombinasi dialektika dari tesis dan antitesis untukmemperoleh kebenaran yang lebih tinggi. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
(2003) sintesis diartikan sebagai “paduan berbagai pengertian atau hal s
ehinggamerupakan kesatuan yang selaras atau penentuan hukum yang umum berdasarkan
hukum yang khusus.” Pengertian ini sejalan dengan pendapat Kattsoff (1986)
yang menyatakan bahwa maksud sintesis yang utama adalah mengumpulkansemua pengetahuan yang dapat diperoleh untuk menyusun suatu pandangan dunia.

Cara Membuat Sintesis Tulisan
                Sejumlah syarat yang harus diperhatikan oleh penulis dalam membuat sintesis, diantaranya :
1.       Penulis harus bersikap objektif dan kritis atas teks yang digunakannya.
2.       Bersikap kritis atas sumber yang dibacanya.
3.       Sudut pandang penulis harus tajam.
4.       Penulis harus dapat mencari kaitan antara satu sumber dengan sumber lainnya, dan
5.       Penulis harus menekankan pada bagian sumber yang diperlukannya.

Karangan Ilmiah
Bentuk dari karangan Karya Ilmiah adalah seperti berikut :
Abstraksi
Pendahuluan

  • Latar Belakang
  • Tujuan Penelitian
  • Metode Penelitian
  • Batasan Masalah
  • Sistematika Penulisan
Teori Dasar
Pembahasan
Penutup

Karangan Non Ilmiah
Kawan, Ku Panggil Kau Teman
Oleh Niken Agustina

Kawan…
Kupanggil kau teman
Kau rangkul aku dengan senyuman
Kau dekap aku kala tangisan
Kesedihan tak punya lagi ruang
Kemarahan kau redamkan

Teman…
Sinarmu begitu terang
Tak padam dalam remang
Kau sungguh menawan

Kawan, Bersama kita habiskan waktu
Berbagai situasi kita hadapi
Kita adalah pelangi

Teman, Cerita kita selalu terkenang
Takkan ada kata hilang
Meski kau jauh rasanya
Kau takkan kehilangan makna


Daftar Pustaka :

  • Metode Penulisan dan Penyajian Karya Ilmiah By Haryanto A.G , Hartono Ruslijanto, Datu Mulyono
  • Siap Menghadapi UN 09 Bhs. Indonesia SMA/MA By Sumi Winarsih & Sri Wahyuni
  • Pedoman Karya Ilmiah By HeinzFrick
  • Menulis Karya Ilmiah By Etty Indriati
  • www.academia.edu/7278954/Sintesis

Minggu, 08 Maret 2015

Rangkuman B. Indonesia

Bab 1. Penalaran

I. Pengertian Penalaran
Penalaran mempunyai beberapa pengertian, diantaranya :

  • Proses berpikir logis, sistematis, terorganisasi dalam urutan yang saling berhubungan sampai dengan simpulan.
  • Menghubung-hubungkan fakta atau data sampai dengan suatu simpulan.
  • Proses menganalisis suatu topik sehingga menghasilkan suatu simpulan atau pengertian baru.
  • Dalam karangan terdiri dari 2 variabel atau lebih, penalaran dapat diartikan mengkaji, membahas, atau menganalisis dengan menghubung-hubungkan variabel yang dikaji sampai menghasilkan suatu derajat hubungan dan simpulan.
  • Pembahasan suatu masalah sampai  menghasilkan suatu simpulan yang berupa pengetahuan atau pengertian baru.
Sumber : Bhs Ind Mt Kulh Pengembangan Kepribadian DiPT (Rev) Oleh Widjono Hs

II. Proposisi
Proposisi adalah suatu pernyataan dalam bentuk kalimat yang memiliki arti penuh dan utuh.
Jenis-jenis proposisi berdasarkan materj, kualitas, kuantitas, komposisi, bentuk, kebenaran, isi dan sebagainya. Diantaranya :
  • Proposisi kategorik (Proposisi objek-predikat)
  • Proposisi afirmatif (Proposisi positif)
  • Proposisi negatif 
  • Proposisi universal
  • Proposisi particular
  • Proposisi automic (Proposisi sederhana)
  • Proposisi asertorik
  • Proposisi apodiktik (Proposisi keharusan)
  • Proposisi empiric (Proposisi faktual)
  • Proposisi majemuk (Proposisi kompleks)
  • Proposisi disjungtif (Proposisi alternatif)
  • Proposisi konjungtif
  • Proposisi kondisional
  • Proposisi komparatif
  • Proposisi problematik
  • Proposisi relasional
  • Proposisi eksponibel
  • Proposisi ekseptif
  • Proposisi eksklusif
  • Proposisi tanpa pembilang
Sumber : Pengantar logika, Asas-asas penalaran sistematis Oleh Jan Hendrik Rapar

III. Inferensi & Implikasi
Data yang dianalisis dan dievaluasi menghasilkan fakta. Fakta hasil analisis dapat diinterprestasikan menjadi suatu simpulan yang berupa : Inferensi dan Implikasi.
  • Inferensi diambil berdasarkan analisis yang bersumber pada referensi atau rujukan yang datanya tidak dapat diamati secara langsung dan tidak terkait langsung dengan kalimat simpulan.
  • Implikasi adalah simpulan yang bersifat melibatkan data, artinya dalam kesimpulan itu terkandung maksud analisis data. Misal, "Sore hari ini tidak hujan". Kesimpulan ini diambil berdasarkan fakta yang masih terlihat pada saat simpulan dibuat.
Sumber : Bhs Ind Mt Kulh Pengembangan Kepribadian DiPT (Rev) Oleh Widjono Hs

IV. Wujud Evidensi
Evidensi adalah semua fakta yang dihubung-hubungkan untuk membuktikan adanya sesuatu.


Bab 2. Paragraf Deduktif

I. Silogisme Kategorial
Silogisme kategoris adalah argumen yang pasti terdiri atas 2 premis (premis umum dan premis khusus) dan 1 kesimpulan.
Contoh :
PU : Pelajar harus mematuhi peraturan sekolah
PK : Saya pelajar
K : Saya harus mematuhi peraturan sekolah

Sumber : Intisari Bahasa Indonesia untuk SMA Oleh Diana Nababan

II. Silogisme Hipotesis
Suatu silogisme yang premis mayornya berupa keputusan hipotesis, sedangkan premis minor dan kesimpulannya berupa keputusan kategoris.

3 tipe silogisme hipotesis :

  • Silogisme kondisional
  • Silogisme disjungsif
  • Silogisme konjungsif
Sumber : Pengantar Logika Oleh Rafael Raga Maran

III. Silogisme Alternatif
Silogisme yang terdiri dari premis mayor yang berupa proposisi alternatif.

Sumber : Cermat Berbahasa Indonesia Oleh E. Zaenal Arifin, S. Arman Tasai

IV. Entimen
Entitas adalah silogisme yang diperpendek. Silogisme ini langsung mengrtengahkan kesimpulan dengan premis khusus yang menjadi penyebabnya. 
C = B karena C = A

Contoh :
PU : Semua warga Negara Indonesia harus terampil berbahasa Indonesia
PK : Made Aryana adalah warga Negara Indonesia
K : Made Aryana harus terampil berbahasa Indonesia

Sumber : Intisari Bahasa Indonesia untuk SMA Oleh Diana Nababan


Bab 3. Paragraf Induktif

I. Generalisasi
Penalaran secara generalisasi dilakukan dengan mengungkapkan hal-hal khusus, lalu menarik kesimpulan secara umum. Hal-hal khusus dapat berupa fakta atau data yang diperoleh melalui penilaian, pengalaman, atau hasil survey.

Contoh :
Merokok dapat menyebabkan penyakit jantung. Merokok dapat menimbulkan masalah pada saluran pernapasan. Merokok dapat memicu timbulnya kanker. Jadi, merokok dapat menyebabkan berbagai penyakit

Sumber : Intisari Bahasa Indonesia untuk SMA Oleh Diana NababanI

II. Analogi
Penalaran dengan cara mrmbandingkan 2 hal yang berbeda, tetapi memiliki persamaan. Berdasarkan banyak persamaan tersebut ditariklah satu kesimpulan.

Contoh :
Seseorang yang menuntut ilmu sama halnya dengan mendaki gunung. Sewaktu mendaki, ada saja rintangan seperti jalan yang licin, semak belukar yan sukar dilalui. Begitu pula dengan ilmu, seseorang akan mengalami berbagai macam rintangan. Jadi, menuntut ilmu sama halnya dengan mendaki gunung untu mencapai puncaknya.

Sumber : Intisari Bahasa Indonesia untuk SMA Oleh Diana Nababan

III. Hubungan Kausal
Cara penalaran yang diperoleh dari peristiwa-peristiwa yang memiliki pola hubungan sebab-akibat.

Penalaran hubungan kausal dibagi menjadi 3, diantaranya :

  • Sebab-Akibat
Penalaran jenis ini diawali dengan mengungkapkan berbagai peristiwa yang merupakan sebab, sampai ke kesimpulan sebagai akibatnya.
  • Akibat-Sebab
Penalaran jenis ini diawali dengan pemaparan berbagai peristiwa sebagai akibat lalu di analisis untuk ditarik penyebabnya.
  • Sebab-Akibat 1, Akibat 2
Penalaran ini memaparkan suatu peristiwa sebagai penyebab yang diikuti oleh serangkaian peristiwa sebagai akibatnya.

Sumber : Intisari Bahasa Indonesia untuk SMA Oleh Diana Nababan




Selasa, 06 Mei 2014

Bekerja Sama dalam Himpunan/Kelompok

Pengertian dan Karakteristik Kelompok

KELOMPOK adalah sekumpulan orang/individu yang terorganisir, dengan kesamaan kegiatan dan tujuan yang sama. Maka, imbasnya, tujuan kelompok hendaknya ditentukan bersama-sama. Sebagai titik awal dalam membangun kelompok, tujuan kelompok adalah arah bagi berjalannya kelompok dalam melakukan aktifitas atau kegiatan yang akan dilakukan, dan ini menjadi begitu penting dalam membangun kelompok.
Hal kedua yang menjadi penting dalam pembangunan kelompok adalah bagaimana melanggengkan atau mengupayakan eksisnya suatu kelompok. Tentang ini, sangat ditentukan oleh individu-individu yang ada dalam kelompok itu sendiri. Untuk itu, yang harus dimiliki individu-individu yang berkelompok adalah adanya sebuah ikatan sosial diantara mereka yang diharapkan akan menimbulkan rasa kepemilikan dan kepedulian individu pada kelompok yang telah didirikan.

Pengertian kelompok menurut para ahli, yaitu :
1. Menurut Homans (1950)
kelompok adalah sejumlah individu berkomunikasi satu dengan yang lain dalam jangka waktu tertentu yang jumlahnya tidak terlalu banyak, sehingga tiap orang dapat berkomunikasi dengan semua anggota secara langsung.

2. Menurut Merton
kelompok merupakan sekelompok orang yang saling berinteraksi sesuai dengan pola yang telah mapan, sedangkan kolektiva merupakan orang yang mempunyai rasa solidaritas karena berbagai niai bersama dan yang telah memiliki rasa kewajiban moral untuk menjalankan harapan peran.

3. Menurut Achmad S. Ruky
Kelompok adalah sejumlah orang yang berhubungan (berinteraksi) antara satu dan yang lainnya, yang secara psikologis sadar akan kehadiran yang lain dan yang menganggap diri mereka sebagai suatu kelompok.

4. Menurut  Muzafer Sherif
Kelompok  adalah kesatuan  yang terdiri dari dua atau lebih individu yang telah mengadakan interaksi sosial yang cukup intensif dan teratur, sehingga di antara individu itu sudah terdapat pembagian tugas, struktur dan norma-norma tertentu.

5. Menurut De Vito (1997)
Kelompok merupakan sekumpulan individu yang cukup kecil bagi semua anggota untuk berkomunikasi secara relatif mudah. Para anggota saling berhubungan satu sama lain dengan beberapa tujuan yang sama dan memiliki semacam organisasi atau struktur diantara mereka. Kelompok mengembangkan norma-norma, atau peraturan yang mengidentifikasi tentang apayang dianggap sebagai perilaku yang diinginkan bagi semua anggotanya.

KARAKTERISTIK KELOMPOK.
1. Terdiri dari dua orang atau lebih dalam interaksi sosial baik secara verbal maupun non verbal.
2. Anggota kelompok harus mempunyai pengaruh satu sama lain supaya dapat diakui menjadi anggota suatu kelompok.
3. Mempunyai struktur hubungan yang stabil sehingga dapat menjaga anggota kelompok secara bersama dan berfungsi sebagai suatu unit.
4. Anggota kelompok adalah orang yang mempunyai tujuan atau minat yang sama.
5. Individu yang tergabung dalam kelompok, saling mengenal satu    sama lain serta dapat membedakan orang-orang yang bukan anggota kelompoknya.

Kekuatan Team Work
Teamwork atau kerja sama tim merupakan bentuk kerja kelompok yang bertujuan untuk mencapai target yang sudah disepakati sebelumnya. Harus disadari bahwa teamwork merupakan peleburan berbagai pribadi yang menjadi satu pribadi untuk mencapai tujuan bersama. Tujuan tersebut bukanlah tujuan pribadi, bukan tujuan ketua tim, bukan pula tujuan dari pribadi paling populer di tim.
Dalam sebuah tim yang dibutuhkan adalah kemauan untuk saling bergandeng-tangan menyelesaikan pekerjaan. Bisa jadi satu orang tidak menyelesaikan pekerjaan atau tidak ahli dalam pekerjaan A, namun dapat dikerjakan oleh anggota tim lainnya. Inilah yang dimaksudkan dengan kerja tim, beban dibagi untuk satu tujuan bersama.
Saling mengerti dan mendukung satu sama lain merupakan kunci kesuksesan dari teamwork. Jangan pernah mengabaikan pengertian dan dukungan ini. Meskipun terjadi perselisihan antar pribadi, namun dalam tim harus segera menyingkirkannya terlebih dahulu. Bila tidak kehidupan dalam tim jelas akan terganggu. Bahkan dalam satu tim bisa jadi berasal dari latar belakang divisi yang berbeda yang terkadang menyimpan pula perselisihan. Makanya sangat penting untuk menyadari bahwa kebersamaan sebagai anggota tim di atas segalanya.

Berikut poin-poin teamwork yang baik:
a) Teamwork adalah kerjasama dalam tim yang biasanya dibentuk dari beragam divis dan kepentingan.
b) Sama-sama bekerja bukanlah teamwork, itu adalah kerja individual.
c) Filosofi teamwork: ‘saya mengerjakan apa yang Anda tidak bisa dan Anda mengerjakan apa yang saya tidak bisa.
d) Ketika berada dalam teamwork, segala ego pribadi, sektoral, deparmen harus disingkirkan.
e) Dalam teamwork yang dikejar untuk dicapai adalah target bersama, bukan individual.
f) Beragaman individu dalam teamwork memang sebuah nilai plus namun bisa menjadi minus jika tidak ada saling pengertian.
g) Saling pengertian terhadap karakter masing-masing anggota team akan menjadi modal sukses bersama.
h) Jika setiap orang bekerjasama via bidang masing-masing, target korporasi pasti akan segera terealisasi.
i) Individu yang egois mengejar target pribadi akan menghambat keberhasilan team. Bayangkan jika si A mengejar target A & si B mengejar target B, lalu target bersama bermuara kemana?
j) Keahlian masing-masing sungguh menjadi anugerah dalam teamwork yang akan mempercepat proses pencapaian target.
k) Kendalikan ego dan emosi saat bersama agar pergesekan tidak berujung pada pemboikotan kerjasama.
l) Dengan pemahaman yang tinggi soal karakter individu dalam team, realisasi target tidak perlu waktu yang lama.
m) Ingatlah selalu bahwa: ‘teamwork makes the dream work’.

Tahap-tahap Pembentukan Kelompok
Model pembentukan suatu kelompok pertama kali diajukan oleh Bruce Tackman (1965). Teori ini dikenal sebagai salah satu teori pembentukan kelompok yang terbaik dan menghasilkan banyak ide-ide lain setelah kosep ini dicetuskan.

Tahap 1 - Forming
Pada tahap ini kelompok baru saja dibentuk dan diberikan tugas. Anggota kelompok cenderung untuk bekerja sendiri dan walaupun memiliki itikad baik namun mereka belum saling mengenal dan belum saling percaya.

Tahap 2 - Storming
Kelompok mulai mengembangkan ide-ide berhubungan dengan tugas-tugas yang mereka hadapi. Mereka membahas isu-isu semacam masalah yang harus mereka selesaikan. Anggota kelompok saling terbuka dan mengkonfrontasi ide-ide dan perspektif mereka masing-masing. Pada beberapa kasus, tahap storming cepat selesai. Namun ada pula yang mandenk pada tahap ini.

Tahap 3 - Norming
Terdapat kesepakatan dan konsensus antara anggota kelompok. Peranan dan tanggung jawab telah jelas. Anggota kelompok mulai dapat mempercayai satu sama lain seiring dengan mereka melihat kontribusi masing-masing anggota untuk kelompok.

Tahap 4 - Performing
Kelompok dalam tahap ini dapat menyelesaikan pekerjaan dengan lancar dan efektif tanpa ada konflik yang tidak perlu dan supervisi eksternal. Anggota kelompok saling bergantung satu sama lainnya dan mereka saling respect dalam berkomunikasi.

Tahap 5 - Adjourning dan Transforming
Tahap dimana proyek berakhir dan kelompok membubarkan diri. Kelompok bisa saja kembali pada tahap mana pun ketika mereka mengalami perubahan.

Contoh Kerjasama organisasi
Di dalam suatu desa, masyarakat dalam Rukun Tangga (RT) menghargai agama satu dengan agama lainnya. Misalnya yang beragama Kristen tidak berisik ketika jam sholat magrib atau seorang Islam membantu warga Kristen yang sedang terkena musibah. Contoh real yang lain, adanya doa bersama yang digelar untuk berdoa untuk pemberantasan korupsi di Indonesia. Doa dijalankan serempak di tempat yang sama , namun dengan caranya masing-masing.
Ini digambarkan dalam kerukunan dalam bermasyarakat dan beragama, maka dari itu kita segabai manusia tidak lepas dari hakikat bahwa manusia adalah makhluk sosial jadi kita harus bisa bekerjasama dengan siapa saja dengan tujuan yang baik.

Kelebihan dan Kekurangan Kelompok

Dalam proses dinamika kelompok terdapat faktor yang menghambat maupun memperlancar proses tersebut yang dapat berupa kelebihan maupun kekurangan dalam kelompok tersebut. Keterbukaan antar anggota kelompok untuk memberi dan menerima informasi & pendapat anggota yang lain.
Kemauan anggota kelompok untuk mendahulukan kepentingan kelompoknya dengan menekan kepentingan pribadi demi.
Kemampuan secara emosional dalam mengungkapkan kaidah dan telah disepakati kelompok.
Kelemahan pada kelompok bisa disebabkan karena waktu penugasan, tempat atau jarak anggota kelompok yang berjauhan yang dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas pertemuan.



Refrensi:

Senin, 14 April 2014

Peran Komunikasi Dalam Organisasi

Pendahuluan

          Globalisasi perekonomian membawa tantangan baru bagi organisasi untuk tetap bertahan hidup dalam persaingan yang makin kompetitif. Organisasi bisnis maupun organisasi non bisnis dituntut untuk memiliki SDM yang kompeten yang mampu menjalankan dan menyelesaikan tugas dan kewajibannya secara lebih baik. Individu harus terlatih untuk secara aktif bertanggung jawab atas perilaku mereka, mengembangkan dan saling berbagi informasi tentang pekerjaan. Pemberdayaan karyawan akan sangat menentukan kesuksesan organisasi. Organisasi harus menyadari bahwa makin kompetitifnya lingkungan bisnis mereka, memerlukan pembelajaran yang lebih efektif, pemberdayaan karyawan, dan komitmen yang lebih besar dari setiap orang yang terlibat dalam organisasi. Perusahaan harus memahami bahwa kunci untuk meraih kinerja perusahaan yang lebih baik adalah komunikasi.
          Ditinjau dari segi kepemimpinan dalam organisasi dibutuhkan seorang pemimpin yang memiliki jiwa kepemimpinan sehingga mampu mempengaruhi orang lain agar bekerja bersama sebagai suatu tim untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai, selain itu ia harus bisa membedakan antara otoritas (suatu wewenang yang didelegasikan dari atas melalui rantai perintah) dan kepemimpinan (suatu wewenang yang didapat seseorang dari rekan maupun bawahannya). Dalam melaksanakan fungsi kepemimpinan, seorang pemimpin harus memahami benar bahwa individu merupakan komponen penting dalam organisasi sehingga harus dilibatkan dalam pendelegasian tanggung jawab untuk mencapai tujuan organisasi dengan tanpa mengabaikan aspek budaya dan lingkungan organisasi, serta adanya persetujuan antara pihak manajemen dengan bawahan (Conger,1998). Untuk menunjang fungsi inilah dibutuhkan adanya komunikasi yang berkualitas yaitu dengan sikap antusias terhadap semua kegiatan operasi, komunikasi dua arah antara pemimpin dengan pekerja, dan perhatian yang cukup dalam hubungan dengan bawahan.

Komunikasi : Definisi dan Proses

          Kesuksesan organisasi sangat dipengaruhi oleh kapabilitas dan kompetensi masing-masing individual dan kerjasama antar anggota tim dalam organisasi. Dalam menjalin kerjasama untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan adanya komunikasi. Ditinjau berdasarkan teknis pelaksanaannya, komunikai dapat dirumuskan sebagai kegiatan dimana seseorang menyampaikan pesan melalui media tertentu kepada orang lain dan sesudah menerima pesan serta memahami sejauh mana kemampuannya, penerima pesan menyampaikan tanggapan melalui media tertentu kepada orang yang menyampaikan pesan tersebut kepadanya.
          Argiris (1994) mendefinisikan komunikasi sebagai suatu proses dimana seseorang, kelompok, atau organisasi (sender) mengirimkan informasi(massage) pada orang lain, kelompok, atau organisasi (receiver). Proses komunikasi umumnya mengikuti beberapa tahapan. Pengirim pesan mengirimkan informasi pada penerima informasi melalui satu atau beberapa sarana komunikasi. Proses berlanjut dimana penerima mengirimkan feedbackatau umpan balik pada pengirim pesan awal. Dalam proses tersebut terdapat distorsi-distorsi yang mengganggu aliran informasi yang dikenal dengan noise.
           Proses komunikasi dapat dijelaskan melalui pemahaman unsur-unsur komunikasi yang meliputi pihak yang mengawali komunikasi, pesan yang dikomunikasikan, saluran yang digunakan untuk berkomunikasi dan gangguan saat terjadi komunikasi, situasi ketika komunikasi dilakukan, pihak yang menerima pesan, umpan dan dampak pada pengirim pesan. Pengirim atau sender merupakan pihak yang mengawali proses komunikasi. Sebelum pesan dikirimkan, pengirim harus mengemas ide atau pesan tersebut sehingga dapat diterima dan dipahami dengan baik oleh penerima, Proses pengemasan ide ini disebut dengan encoding.
          Pesan yang akan dikirimkan harus bersifat informatif artinya mengandung peristiwa, data, fakta, dan penjelasan. Pesan harus bisa menghibur, memberi inspirasi, memberi informasi, meyakinkan, dan mengajak untuk berbuat sesuatu. Pesan yang telah dikemas disampaikan melalui media baik melalui media lisan (dengan menyampaikan sendiri, melalui telepon, mesin dikte, atau videotape), media tertulis (surat, memo, laporan, hand out, selebaran, catatan, poster, gambar, grafik), maupun media elektronik (faksimili, email, radio, televisi).
          Penggunaan media untuk menyampaikan pesan dapat mengalami gangguan (noise) yang dapat menghambat atau mengurangi kemampuan dalam mengirim dan menerima pesan. Gangguan komunikasi dapat berupa faktor pribadi (prasangka, lamunan, perasaan tidak cakap) dan pengacau indra (suara yang terlalu keras atau lemah, bau menyengat, udara panas). Situasi juga dapat mempengaruhi jalannya komunikasi karena situasi dapat mempengaruhi perilaku pihak yang berkomunikasi sehingga pada waktu berkomunikasi dengan pihak lain tidak hanya harus mempertimbangkan isi dan cara penyampaian, tetapi juga situasi ketika komunikasi akan disampaikan.
         Setelah pesan disampaikan, pihak yang menerima pesan (receiver) harus dapat menafsirkan dan menerjemahkan pesan yang diterima. Penafsiran pesan mengkin akan sama atau berbeda dengan pengirim pesan. Jika penafsiran sama, maka penafsiran dan penerjemahan penerima benar dan maksud pengirim tercapai.
           Jika penafsiran berbeda maka penafsiran dan penerjemahan salah dan maksud tidak tercapai. Penafsiran pesan ini sangat dipengaruhi oleh ingatan dan mutu serta kedekatan hubungan antara pengirim dan penerima.
Unsur terakhir dalam komunikasi adalah umpan balik merupakan tanggapan penerima terhadap pesan yang diterima dari pengirim. Umpan balik bisa berupa tanggapan verbal maupun non verbal dan bisa bersifat positif maupun negatif. Umpan balik positif terjadi bila penerima menunjukkan kesediaan untuk menerima dan mengerti pesan dengan baik serta memberikan tanggapan sebagaimana diinginkan oleh pengirim. Sedangkan umpan balik negatif dapat benar juga dapat salah. Umpan balik negatif dikatakan benar jika isi dan cara penyampaian pesan dilakukan secara benar, penafsiran dan penerjemahan penerima pesan juga benar. Umpan balik negatif dikatakan salah jika isi dan cara penyampaian pesan dilakukan secara benar tetapi penafsiran pesan salah. Dalam komunikasi secara bergantian peran penerima pesan bisa berubah menjadi pengirim pesan dan pengirim pesan berubah menjadi penerima pesan.

Jenis – jenis Komunikasi

          Istilah komunikasi berasal dari kata Latin Communicare atau Communis yang berarti sama atau menjadikan milik bersama. Kalau kita berkomunikasi dengan orang lain, berarti kita berusaha agar apa yang disampaikan kepada orang lain tersebut menjadi miliknya.
Komunikasi adalah keterampilan yang sangat penting dalam kehidupan manusia, dimana dapat kita lihat komunikasi dapat terjadi pada setiap gerak langkah manusia. Manusia adalah makhluk sosial yang tergantung satu sama lain dan mandiri serta saling terkait dengan orang lain dilingkungannya. Satu-satunya alat untuk dapat berhubungan dengan orang lain dilingkungannya adalah komunikasi baik secara verbal maupun non verbal ( bahasa tubuh dan isyarat yang banyak dimengerti oleh suku bangsa).
          Pada dasarnya komunikasi digunakan untuk menciptakan atau meningkatkan aktifitas hubungan antara manusia atau kelompok.
Jenis komunikasi terdiri dari:
1. Komunikasi Verbal mencakup aspek-aspek berupa ;
a. Vocabulary (perbendaharaan kata-kata). Komunikasi tidak akan efektif bila pesan disampaikan dengan kata-kata yang tidak dimengerti, karena itu olah kata menjadi penting dalam berkomunikasi.
b. Racing (kecepatan). Komunikasi akan lebih efektif dan sukses bila kecepatan bicara dapat diatur dengan baik, tidak terlalu cepat atau terlalu lambat.
c. Intonasi suara: akan mempengaruhi arti pesan secara dramatik sehingga pesan akan menjadi lain artinya bila diucapkan dengan intonasi suara yang berbeda. Intonasi suara yang tidak proposional merupakan hambatan dalam berkomunikasi.
d. Humor: dapat meningkatkan kehidupan yang bahagia. Dugan (1989), memberikan catatan bahwa dengan tertawa dapat membantu menghilangkan stress dan nyeri. Tertawa mempunyai hubungan fisik dan psikis dan harus diingat bahwa humor adalah merupakan satu-satunya selingan dalam berkomunikasi.
e. Singkat dan jelas. Komunikasi akan efektif bila disampaikan secara singkat dan jelas, langsung pada pokok permasalahannya sehingga lebih mudah dimengerti.
f. Timing (waktu yang tepat) adalah hal kritis yang perlu diperhatikan karena berkomunikasi akan berarti bila seseorang bersedia untuk berkomunikasi, artinya dapat menyediakan waktu untuk mendengar atau memperhatikan apa yang disampaikan.

2. Komunikasi Non Verbal
Komunikasi non verbal adalah penyampaian pesan tanpa kata-kata dan komunikasi non verbal memberikan arti pada komunikasi verbal.
Yang termasuk komunikasi non verbal :
a. Ekspresi wajah. Wajah merupakan sumber yang kaya dengan komunikasi, karena ekspresi wajah cerminan suasana emosi seseorang.
b. Kontak mata, merupakan sinyal alamiah untuk berkomunikasi. Dengan mengadakan kontak mata selama berinterakasi atau tanya jawab berarti orang tersebut terlibat dan menghargai lawan bicaranya dengan kemauan untuk memperhatikan bukan sekedar mendengarkan. Melalui kontak mata juga memberikan kesempatan pada orang lain untuk mengobservasi yang lainnya
c. Sentuhan adalah bentuk komunikasi personal mengingat sentuhan lebih bersifat spontan dari pada komunikasi verbal. Beberapa pesan seperti perhatian yang sungguh-sungguh, dukungan emosional, kasih sayang atau simpati dapat dilakukan melalui sentuhan.
d. Postur tubuh dan gaya berjalan. Cara seseorang berjalan, duduk, berdiri dan bergerak memperlihatkan ekspresi dirinya. Postur tubuh dan gaya berjalan merefleksikan emosi, konsep diri, dan tingkat kesehatannya.
e. Sound (Suara). Rintihan, menarik nafas panjang, tangisan juga salah satu ungkapan perasaan dan pikiran seseorang yang dapat dijadikan komunikasi. Bila dikombinasikan dengan semua bentuk komunikasi non verbal lainnya sampai desis atau suara dapat menjadi pesan yang sangat jelas.
f. Gerak isyarat, adalah yang dapat mempertegas pembicaraan . Menggunakan isyarat sebagai bagian total dari komunikasi seperti mengetuk-ngetukan kaki atau mengerakkan tangan selama berbicara menunjukkan seseorang dalam keadaan stress bingung atau sebagai upaya untuk menghilangkan stress

Contoh Konflik Komunikasi dalam Organisasi

          Misalnya pegawai lini memiliki wewenang dalam proses pengambilan keputusan sementara staff lebih pada memberikan rekomendasi atau saran. Sering pegawai lini merasa lebih penting, sementara staff merasa lebih ahli. Ujung-ujungnya miss understanding di kalangan pelaku organisasi karena informasi yang diterima kurang jelas atau bertentangan dengan tujuan yang sebenarnya.
Dalam konflik ini bisa kami simpulkan bahwasanya dalam berorganisasi kita tidak boleh meninggalkan yang namanya 3K (komunikasi, konfirmasi, koordinasi). Pentinggnya komunikasi dalam organisasi sangat berpengaruh terhadap kelangsungan anggota dalam berorganisasi

PENUTUP

          Komunikasi merupakan satu hal penting untuk menunjang kesuksesan organisasi baik dalam meningkatkan kinerja organisasi maupun adaptasi organisasi terhadap setiap perubahan lingkungan bisnis yang ada sehingga organisasi bisa tetap survive bahkan meraih keunggulan kompetitifnya. Melalui komunikasi yang baik antar individu dan pihak-pihak yang terlibat langsung dalam organisasi maupun diluar organisasi, organisasi dapat memperoleh informasi-informasi yang dibutuhkan. Untuk mengembangkan komunikasi yang baik ini diperlukan peran aktif manajer maupun bawahan melalui aplikasi beberapa teknik yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya.

Referensi

Argiris C., 1994. Good communication that block learning. HBR. July - Agustus
Conger, A. J., 1998. The Necessary Art of Persuasion. HBR. May – June
Dean, O., Popp, G.E., 1990. Intercultural communication effectiveness as perceived by American managers in Saudi Arabia and French managers in the US. International Journal of Intercultural Relation, 12 (3), 405-424.
Griffith, D.A., 2002. The role of communicayion competencies in international business relationship development. Journal of World Business, 37 (4), 256-265.
Graham, H.G., 1991. The Impact of non verbal communication of organization: A survay of perceptions. The journal of Business communication. Winter 1991.
Konutson, T.J., Komolsevin, R., Chatiketu, P., Smith, V.R., 2003. A cross cultural comparason of Thai and US American rethorical sensitivity implications for intercultural communication effectiveness. International Journal of Intercultural Relation, 27 (1), 63-78.
Koester, J., Olebe, M., 1988. The behavioral assessment scale for intercultural communication effectiveness. International Journal of Intercultural Relation, 12 (3), 233-246.
Xie, A., Rau, L.P., Tseng, Y., Su, H., Zhao, C., 2008. Cross cultural influence on communication effectiveness and user interface design. International Journal of Intercultural Relation, 32 (1), 80-91