BAB 7
Masyarakat Pedesaan dan Masyarakat Perkotaan
I.
Masyarakat Perkotaan, Aspek-aspek
Positif dan Negatif
I.I Pengertian Masyarakat
Masyarakat (sebagai terjemahan istilah society)
adalah sekelompok orang
yang membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi terbuka), dimana sebagian
besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok
tersebut. Kata "masyarakat" sendiri berakar dari kata dalam bahasa
Arab, musyarak. Lebih abstraknya, sebuah masyarakat adalah suatu jaringan
hubungan-hubungan antar entitas-entitas. Masyarakat adalah sebuah komunitas
yang interdependen (saling tergantung satu sama lain). Umumnya, istilah
masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang hidup bersama dalam
satu komunitas yang teratur.
·
Menurut Syaikh Taqyuddin
An-Nabhani, sekelompok manusia dapat dikatakan sebagai sebuah masyarakat
apabila memiliki pemikiran, perasaan, serta sistem/aturan yang sama. Dengan
kesamaan-kesamaan tersebut, manusia kemudian berinteraksi sesama mereka
berdasarkan kemaslahatan.
·
Menurut J.L. Gilin dan J.P. Gilin,
Masyarakat adalah kelompok yang tersebar dengan perasaan persatuan yang sama.
·
Max Weber menjelaskan pengertian
masyarakat sebagai suatu struktur atau aksi yang pada pokoknya ditentukan oleh
harapan dan nilai-nilai yang dominan pada warganya.
·
Menurut sosiolog Emile Durkheim,
masyarakat adalah suatu kenyataan objektif
individu-individu yang merupakan anggota-anggotanya.
individu-individu yang merupakan anggota-anggotanya.
·
Karl Marx berpendapat bahwa
Masyarakat adalah suatu struktur yang menderita ketegangan organisasi ataupun
perkembangan karena adanya pertentangan antara
kelompok-kelompok yang terpecah-pecah secara ekonomis.
kelompok-kelompok yang terpecah-pecah secara ekonomis.
·
Masyarakat menurut M.J. Herskovits
adalah kelompok individu yang diorganisasikan dan mengikuti suatu cara hidup
tertentu.
·
Koentjaraningrat (1994)
menjabarkan definisi masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi
menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinyu dan terikat
oleh suatu rasa identitas yang sama.
·
Ralph Linton (1968), masyarakat
adalah setiap kelompok manusia yang hidup dan bekerja sama dalam waktu yang
relatif lama dan mampu membuat keteraturan dalam kehidupan bersama dan mereka
menganggap sebagai satu kesatuan sosial.
I.II Syarat-syarat Menjadi Masyarakat
·
Sejumlah manusia yang hidup
bersama dalam waktu yang relatif lama
·
Merupakan satu kesatuan
·
Merupakan suatu sistem hidup
bersama, yaitu hidup bersama yang menimbulkankebudayaan dimana setiap anggota
masyarakat merasa dirinya masing-masing terikat dengan kelompoknya
I.III Pengertian Masyarakat Perkotaan
Masyarakat perkotaan sering disebut juga urban community. Pengertian
masyarakat kota lebih ditekankan pada sifat-sifat kehidupannya serta ciri-ciri
kehidupannya yang berbeda dengan masyarakat pedesaan.
Ada beberapa ciri
yang menonjol pada masyarakat kota, yaitu :
·
Kehidupan keagamaan berkurang bila
dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di desa.
·
Orang-orang kota pada umumnya
dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung pada orang-orang lain.
·
Pembagian kerja di antara
warga-warga kota juga lebih tegas dan mempunyai batas-batas yang nyata.
·
Kemungkinan-kemungkinan untuk
mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak diperoleh warga kota daripada warga
desa.
·
Jalan pikiran rasional yang pada
umumnya dianut masyarakat perkotaan.
·
Jalan kehidupan yang cepat
dikota-kota, mengakibatka pentingnya factor waktu bagi warga kota.
·
Perubahan-perubahan social tampak
dengan nyata di kota-kota, sebab kota-kota biasanya terbuka dalam menerima
pengaruh-pengaruh dari luar.
I.IV 2 Tipe Masyarakat
Dipandang dari cara
terbentuknya, masyarakat dapat dibagi dalam :
1)
masyarakat paksaan, misalnya
Negara, masyarakat tawanan, dan lain-lain
2)
masyarakat merdeka, yang terbagi
dalam :
·
masyarakat nature, yaitu
masyarakat yang terjadi dengan sendirinya, seperti gerombolan, suku, yagn
bertalian dengan hubungan darah atau keturunan
·
masyarakat kultur, yaitu
masyarakat yang terjadi karena kepentingan keduniaan atau kepercayaan, misalnya
koperasi, kongsi perekonomian, gereja dan sabagainya
I.V Ciri-ciri Masyarakat Kota
Dalam masyarakat modern, sering dibedakan antara masyarakat pedesaan
(rural community) dan masyarakat perkotaan
(urban community).
·
Menurut Soekanto (1994),
per-bedaan tersebut sebenarnya tidak mempunyai hubungan dengan pengertian masyarakat
sederhana, karena dalam masyarakat modern, betapa pun kecilnya suatu desa,
pasti ada pengaruh-pengaruh dari kota. Perbedaan masyarakat pedesaan dan
masyarakat perkotaan, pada hakekatnya bersifat gradual.
·
Kita dapat membedakan antara
masya-rakat desa dan masyarakat kota yang masing-masing punya karakteristik
tersendiri. Masing-masing punya sistem yang mandiri, dengan fungsi-fungsi
sosial, struktur serta proses-proses sosial yang sangat berbeda, bahkan
kadang-kadang dikatakan “berlawanan” pula. Perbedaan ciri antara kedua sistem
tersebut dapat diungkapkan secara singkat menurut Poplin (1972) sebagai
berikut:
Masyarakat Pedesaan :
- Perilaku homogen
- Perilaku yang dilandasi oleh konsep kekeluargaan dan kebersamaan
- Perilaku yang berorientasi pada tradisi dan status .
- Isolasi sosial, sehingga statik
- Kesatuan dan keutuhan kultural
- Banyak ritual dan nilai-nilai sakral
- Kolektivisme
- Perilaku yang dilandasi oleh konsep kekeluargaan dan kebersamaan
- Perilaku yang berorientasi pada tradisi dan status .
- Isolasi sosial, sehingga statik
- Kesatuan dan keutuhan kultural
- Banyak ritual dan nilai-nilai sakral
- Kolektivisme
Masyarakat
Perkotaan :
- Perilaku heterogen
- Perilaku yang dilandasi oleh konsep pengandalan diri dan kelembagaan 3).Perilaku yang berorientasi pada rasionalitas dan fungsi
- Mobilitassosial,sehingga dinamik
- Kebauran dan diversifikasi kultural
- Birokrasi fungsional dan nilai-nilaisekular 7).Individualisme
- Perilaku yang dilandasi oleh konsep pengandalan diri dan kelembagaan 3).Perilaku yang berorientasi pada rasionalitas dan fungsi
- Mobilitassosial,sehingga dinamik
- Kebauran dan diversifikasi kultural
- Birokrasi fungsional dan nilai-nilaisekular 7).Individualisme
I.VI Perbedaan Antara Desa dan Kota
II.
Hubungan Desa dan Kota
Masyarakat pedesaan dan perkotaan bukanlah dua
komonitas yang terpisah sama sekali satu sama lain. Bahkan dalam keadaan yang
wajar diantara keduanya terdapat hubungan yang erat. Bersifat ketergantungan,
karena diantara mereka saling membutuhkan. Kota tergantung pada dalam memenuhi
kebutuhan warganya akan bahan bahan pangan seperti beras sayur mayur , daging
dan ikan. Desa juga merupakan sumber tenaga kasar bagi bagi jenis jenis
pekerjaan tertentu dikota. Misalnya saja buruh bangunan dalam proyek proyek
perumahan. Proyek pembangunan atau perbaikan jalan raya atau jembatan dan
tukang becak. Mereka ini biasanya adalah pekerja pekerja musiman. Pada saat
musim tanam mereka, sibuk bekerja di sawah. Bila pekerjaan dibidang pertanian
mulai menyurut, sementara menunggu masa panen mereka merantau ke kota terdekat
untuk melakukan pekerjaan apa saja yang tersedia.
“Interface”, dapat diartikan adanya kawasan perkotaan yang tumpang-tindih dengan kawasan perdesaan, nampaknya persoalan tersebut sederhana, bukankah telah ada alat transportasi, pelayanan kesehatan, fasilitas pendidikan, pasar, dan rumah makan dan lain sebagainya, yang mempertemukan kebutuhan serta sifat kedesaan dan kekotaan.
Hubungan kota-desa cenderung terjadi secara alami yaitu yang kuat akan menang, karena itu dalam hubungan desa-kota, makin besar suatu kota makin berpengaruh dan makin menentukan kehidupan perdesaan.
“Interface”, dapat diartikan adanya kawasan perkotaan yang tumpang-tindih dengan kawasan perdesaan, nampaknya persoalan tersebut sederhana, bukankah telah ada alat transportasi, pelayanan kesehatan, fasilitas pendidikan, pasar, dan rumah makan dan lain sebagainya, yang mempertemukan kebutuhan serta sifat kedesaan dan kekotaan.
Hubungan kota-desa cenderung terjadi secara alami yaitu yang kuat akan menang, karena itu dalam hubungan desa-kota, makin besar suatu kota makin berpengaruh dan makin menentukan kehidupan perdesaan.
Secara teoristik,
kota merubah atau paling mempengaruhi desa melalui beberapa caar, seperti: (i)
Ekspansi kota ke desa, atau boleh dibilang perluasan kawasan perkotaan dengan
merubah atau mengambil kawasan perdesaan. Ini terjadi di semua kawasan
perkotaan dengan besaran dan kecepatan yang beraneka ragam; (ii) Invasi kota ,
pembangunan kota baru seperti misalnya Batam dan banyak kota baru
sekitar Jakarta merubah perdesaan menjadi perkotaan. Sifat kedesaan
lenyap atau hilang dan sepenuhnya diganti dengan perkotaan; (iii) Penetrasi
kota ke desa, masuknya produk, prilaku dan nilai kekotaan ke desa. Proses ini
yang sesungguhnya banyak terjadi; (iv) ko-operasi kota-desa, pada umumnya
berupa pengangkatan produk yang bersifat kedesaan ke kota. Dari keempat
hubungan desa-kota tersebut kesemuanya diprakarsai pihak danorang kota.
Proses sebaliknya hampir tidak pernah terjadi, oleh karena itulah berbagai
permasalahan dan gagasan yang dikembangkan pada umumnya dikaitkan dalam
kehidupan dunia yang memang akan mengkota.
III.
Aspek Positif dan Negatif
III.I Aspek positif dan negatif
·
Bertambahnya penduduk sehingga
tidak seimbang dengan persediaan lahan pertanian.
·
Terdesaknya kerajinan rumah di
desa oleh produk industri modern.
·
Penduduk desa, terutama kaum muda,
merasa tertekan oleh oleh adat istiadat yang ketat sehingga mengakibatkan suatu
cara hidup yang monoton.
·
Didesa tidak banyak kesempatan untuk
menambah ilmu pengetahuan.
·
Kegagalan panen yang disebabkan
oleh berbagai hal, seperti banjir, serangan hama, kemarau panjang, dsb.
Sehingga memaksa penduduk desa untuk mencari penghidupan lain dikota.
Hal
– hal yang termasuk pull factor antara lain :
·
Penduduk desa kebanyakan
beranggapan bahwa dikota banyak pekerjaan dan lebih mudah untuk mendapatkan
penghasilan.
·
Dikota lebih banyak kesempatan
untuk mengembangkan usaha kerajinan rumah menjadi industri kerajinan.
·
Pendidikan terutama pendidikan
lanjutan, lebih banyak dikota dan lebih mudah didapat.
·
Kota dianggap mempunyai tingkat
kebudayaan yang lebih tinggi dan merupakan tempat pergaulan dengan segala macam
kultur manusianya.
·
Kota memberi kesempatan untuk
menghindarkan diri dari kontrol sosial yang ketat atau untuk mengangkat diri
dari posisi sosial yang rendah ( Soekanti, 1969 : 124-125 ).
III.II 5 Unsur Lingkungan Perkotaan
Secara umum dapat dikenal bahwa suatu lingkungan perkotaan, seyogyanya
mengandung 5 unsur yang meliputi :
·
Wisma : unsure ini merupakan
bagian ruang kota yang dipergunakan untuk tempat berlindung terhadap alam
sekelilingnya, serta untuk melangsungkan kegiatan-kegiatan sosial dalam
keluarga. Unsure wisma ini menghadapkan
·
Karya : unsure ini merupakan
syarat yang utama bagi eksistensi suatu kota, karena unsure ini merupakan
jaminan bagi kehidupan bermasyarakat.
·
Marga : unsure ini merupakan ruang
perkotaan yang berfungsi untuk menyelenggarakan hubungan antara suatu tempat
dengan tempat lainnya didalam kota, serta hubungan antara kota itu dengan kota
lain atau daerah lainnya.
·
Suka : unsure ini merupakan bagian
dari ruang perkotaan untuk memenuhi kebutuhan penduduk akan fasilitas hiburan,
rekreasi, pertamanan, kebudayaan dan kesenian
·
Penyempurna : unsure ini merupakan
bagian yang penting bagi suatu kota, tetapi belum secara tepat tercakup ke
dalam keempat unsur termasuk fasilitas pendidikan dan kesehatan, fasiltias
keagamaan, perkuburan kota dan jaringan utilitas kota.
III.III Fungsi External Kota
Di
pihak lain kota mempunya juga peranan/fungsi eksternal, yakni seberapa jauh
fungsi dan peranan kota tersebut dalam kerangka wilayah atau daerah-daerah yang
dilingkupi dan melingkupinya, baik dalam skala regional maupun nasional. Dengan
pengertian ini diharapkan bahwa suatu pembangunan kota tidak mengarah pada
suatu organ tersendiri yang terpisah dengan daerah sekitarnya, karena keduanya
saling pengaruh mempengaruhi.
IV.
Masyarakat Pedesaan
IV.I Pengertian
Desa
Desa, atau udik, menurut
definisi universal, adalah sebuah aglomerasi permukiman di area perdesaan (rural). Di Indonesia,
istilah desa adalah pembagian wilayah administratif di Indonesia di
bawah kecamatan,
yang dipimpin oleh Kepala Desa. Sebuah desa merupakan kumpulan
dari beberapa unit pemukiman kecil yang disebut kampung {Banten, Jawa Barat}
atau dusun {Yogyakarta} atau banjar (Bali) atau jorong (Sumatera Barat). Kepala
Desa dapat disebut dengan nama lain misalnya Kepala Kampung atau Petinggi di Kalimantan
Timur, Klèbun di Madura, Pambakal
di Kalimantan Selatan, Hukum Tua di Sulawesi Utara.
IV.II Ciri-ciri
Desa
Menurut Lowrrey Nelson (ada 16 ciri) :
·
Mata pencaharian : agraris homogen
·
Ruang kerja : terbuka, terletak
disawah, lading dsb
·
Musim/ cuaca : sgt penting untuk
tentukan ms tanam/panen
·
keahlian/ ketrampilan : umum dan
merata untuk setiap orang
·
kesaatuan kerja keluarga : sangat
umum
·
jarak rumah dg tempat kerja :
berdekatan
·
kepadatan penduduk : rendah /
sedikit
·
besarnya kelompok : sedikit /
kecil
·
kontak social : sedikit / pribadi
·
rumah : tradisional / pribadi
·
lembaga / institusi : kecil /
sederhana
·
control social : adapt istiadat,
kebiasaan
·
sifat dari kelompok : bergerak
dari kegiatan primer
·
mobilitas penduduk : rendah
·
status social : stabil
·
stratifikasi social : sedikit
Menurut Soerjono Soekanto :
·
Kehidupan masyarakat sangat erat
dengan alam
·
Kehidupan petani sangat bergantung
pada musim
·
Desa merupakan kesatuan social dan
kesatuan kerja
·
Struktur perekonomian bersifat
agraris
·
Hubungan antar anggota masyarakat
desa berdasar ikatan kekeluargaan
·
Perkembangan social relatif lambat
·
Kontrol social ditentukan oleh moral
dan hukum informal
·
Norma agama dan adat masih kuat
Ciri-ciri desa di Indonesia :
·
Masyarakatnya sangat dekat dengan
alam
·
Kehidupan petani sangat bergantung
dengan musim
·
Merupakan kesatuan social dan
kesatuan kerja
·
Jumlah penduduk relative kecil dan
wilayah relatif luas
·
Struktur ekonomi masyarakat
dominant agraris
·
Ikatan kekeluargaan erat
·
Sosial control ditentukan oleh
nilai moral dan hukum internal/ hk. Adapt
·
Proses social berjalan lambat
·
Penduduk berpendidikan rendah
Menurut Dirjen Bangdes(Pembangunan Desa)
·
Perbandingan lahan
dengan manusia(man-land ratio) cukup besar artinya lahan dipedesaan relatif
luas dari pada jumlah penduduk, sehingga kepadaatan penduduknya masih rendah.
·
Lapangan kerja yang dominant
agraris
·
Tradisi lama masih berlaku.
IV.III Ciri-ciri
Masyarakat Desa
·
Mempunyai pergaulan hidup yang
saling kenal mengenal antara ribuan jiwa.
·
Ada pertalian perasaan yang sama
tentang kesukuan terhadap kebiasaan.
·
Cara berusaha (ekonomi) adalah
agraris yang paling umum yang sangat dipengaruhi alam sekitar seperti : iklim,
keadaan alam, kekayaan alam, sedangkan pekerjaan yang bukan agraris adalah
bersifat sambilan.
·
Didalam masyarakat pedesaan di
antara warganya mempunyai hubungan yang lebih mendalam dan erat bila
dibandingkan dengan masyarakat pedesaan lainnya di luar batas wilayahnya.
·
Sistem kehidupan umumnya
berkelompok dengan dasar kekeluargaan.
·
Sebagian besar warga masyarakat
pedesaan hidup dari pertanian.
·
Masyarakat tersebut homogen,
seperti dalam hal mata pencaharian, agama, adat istiadat, dan sebagainya.
IV.IV Macam-macam Pekerjaan Gotong
Royong
·
kerja bakti
·
gotong-royong memperbaiki jembatan
atau jalan raya
·
gotong-royong membersihkan
lingkungan
IV.V Sifat dan Hakikat Masyarakat
Pedesaan
Masyarakat pedesaan mempunyai sifat yang kaku tapi sangatlah ramah.
Biasanya
adat dan kepercayaan masyarakat sekitar yang membuat masyarakat pedesaan masih kaku, tetapi asalkan tidak melanggar hukum adat dan kepercayaan maka masyarakat pedesaan adalah masyarakat yang ramah.
Pada hakikatnya masyarakat pedesaan adalah masyarakat pendukung seperti sebagai petani yang menyiapkan bahan pangan, sebagai PRT atau pekerjaan yang biasanya hanya bersifat pendukung tapi terlepas dari itu masyarakat pedesaan banyak juga yang sudah berpikir maju dan keluar dari hakikat itu.
adat dan kepercayaan masyarakat sekitar yang membuat masyarakat pedesaan masih kaku, tetapi asalkan tidak melanggar hukum adat dan kepercayaan maka masyarakat pedesaan adalah masyarakat yang ramah.
Pada hakikatnya masyarakat pedesaan adalah masyarakat pendukung seperti sebagai petani yang menyiapkan bahan pangan, sebagai PRT atau pekerjaan yang biasanya hanya bersifat pendukung tapi terlepas dari itu masyarakat pedesaan banyak juga yang sudah berpikir maju dan keluar dari hakikat itu.
IV.VI Macam-macam Gejala Masyarakat
Pedesaan
Masyarakat pedesaan mengenal berbagai
macam gejala sosial, khussunya hal ini merupakan sebab-sebab bahwa di dalam
masyarakat pedesaan penuh dengan ketegangan-ketegangan social. Gejala-
gejala social itu adalah :
·
Konflik
( Pertengkaran )
Pertengkaran-Pertengkaran
yang terjadi biasanya berkisar pada masalah sehari-hari rumah tangga dan sering
menjalar ke luar ruamah tangga.
·
Kontraversi
( Pertentangan )
Pertentangan ini bisa
disebabkan oleh peruibahan konsep-konsep kebudayaan (adat-istiadat), psikologi
atau dalam hubungannya dengan guna-guna ( black magic). Para ahli hukum adat
biasanya meninjau masalah kontraversi ini dari sudut kebiasaan masyarakat.
·
Kompetisi
( Persiapan )
Masyarakat pedesaan adalah
manusia pada biasanya yang antara lain mempunyai saingan dengan manifestasi
sebagai sifat ini. Oleh karena itu maka wujud persaingan itu bisa positif dan
bisa negative.
·
Kegiatan
pada Masyarakat Pedesaan
Masyarakat pedesaan
mempunyai penilaian yang tinggi terhadap mereka yang dapat bekerja keras tanpa
bentuan orang lain. Jadi jelas masyarakat pedesaan bukanlah masyarakat yang
senang diam-diam tanpa aktivitas, tanpa adanya suatu kegiatan tetapi
kenyataannya adalah sebaliknya.
IV.VII Sistem Budaya Petani Indonesia
·
Mereka beranggapan bahwa orang
bekerja itu untuk hidup
·
Mereka menganggap alam itu tidak
menakutkan jika terjadi bencana
·
Dalam menghadapi alam mereka cukup
bekerja sama
IV.VIII Unsur-unsur Desa
·
Daerah, dalam arti tanah-tanah
dalam hal geografis.
·
Penduduk, adalah hal yang meliputi
jumlah pertambahan, kepadatan, persebaran, dan mata pencaharian penduduk desa
setempat
·
Tata Kehidupan, dalam hal ini pola
pergaulan dan ikatan-ikatan pergaulan antar warga desa.
Ketiga unsur ini tidak lepas antar satu sama
lain, artinya tidak berdiri sendiri melainkan merupakan satu kesatuan.
IV.IX Fungsi Desa
·
desa yang merupakan hinterland
atau daerah dukung berfungsi sebagai suatu daerah pemberian bahan makanan
pokok.
·
desa ditinjau dari sudut pemberian
ekonomi berfungsi sebagai lumbung bahan mentah dan tenaga kerja yang tidak
kecil artinya.
·
desa dari segi kegiatan kerja desa
dapat merupakan desa agraris, desa manufaktur, desa industri, desa nelayan, dll
V.
Perbedaan Masyarakat Pedesaan dan
Masyarakat Perkotaan
Pada
mulanya masyarakat kota sebelumnya adalah masyarakat pedesaan, dan pada
akhirnya masyarakat pedesaan tersebut terbawa sifat-sifat masyarakat perkotaan,
dan melupakan kebiasaan sebagai masyarakat pedesaannya.
Perbedaan
masyarakat pedesaan dan masyarakat kota adalah bagaimana cara mereka mengambil
sikap dan kebiasaan dalam memecahkan suata permasalahan.
Karakteristik
umum masyarakat pedesaan yaitu masyarakat desa selalu memiliki ciri-ciri dalam
hidup bermasyarakat, yang biasa nampak dalam perilaku keseharian mereka. Pada
situasi dan kondisi tertentu, sebagian karakteristik dapat dicontohkan pada
kehidupan masyarakat desa di jawa. Namun dengan adanya perubahan sosial dan
kebudayaan serta teknologi dan informasi, sebagian karakteristik tersebut sudah
tidak berlaku. Berikut ini ciri-ciri karakteristik masyarakat desa, yang
terkait dengan etika dan budaya mereka yang bersifat umum.
·
Sederhana
·
Mudah curiga
·
Menjunjung tinggi norma-norma yang
berlaku didaerahnya
·
Mempunyai sifat kekeluargaan
·
Lugas atau berbicara apa adanya
·
Tertutup dalam hal keuangan mereka
·
Perasaan tidak ada percaya diri
terhadap masyarakat kota
·
Menghargai orang lain
·
Demokratis dan religious
·
Jika berjanji, akan selalu diingat
Sedangkan cara beadaptasi mereka sangat sederhana, dengan menjunjung
tinggi sikap kekeluargaan dan gotong royong antara sesama, serta yang paling
menarik adalah sikap sopan santun yang kerap digunakan masyarakat pedesaan.
Berbeda dengan karakteristik masyarakat perkotaan, masyarakat pedesaan
lebih mengutamakan kenyamanan bersama dibanding kenyamanan pribadi atau
individu. Masyarakat perkotaan sering disebut sebagai urban community.
Ada beberapa ciri
yang menonjol pada masyarakat kota yaitu:
·
kehidupan keagamaan berkurang bila
dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di desa. Masyarakat kota hanya
melakukan kegiatan keagamaan hanya bertempat di rumah peribadatan seperti di
masjid, gereja, dan lainnya.
·
orang kota pada umumnya dapat
mengurus dirinya sendiri tanpa bergantung pada orang lain
·
di kota-kota kehidupan keluarga
sering sukar untuk disatukan, karena perbedaan politik dan agama dan
sebagainya.
·
jalan pikiran rasional yang dianut
oleh masyarkat perkotaan.
·
interaksi-interaksi yang terjadi
lebih didasarkan pada faktor kepentingan pribadi daripada kepentingan umum.
Hal tersebutlah yang membedakan antara karakteristik masyarakat
perkotaan dan pedesaan, oleh karena itu, banyak orang-orang dari perkotaan yang
pindah ke pedesaan untuk mencari ketenangan, sedangkan sebaliknya, masyarakat
pedesaan pergi dari desa untuk ke kota mencari kehidupan dan pekerjaan yang
layak untuk kesejahteraan mereka.
Daftar Isi :
BAB 7
- taufikhidayah21.wordpress.com/tag/syarat-syarat-menjadi-masyarakat/
-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar